Hanya ada dua pilihan dalam hidup ini:
memimpin atau dipimpin. Menjadi bawahan atau atasan. Jika Anda memilih untuk
jadi pemimpin, berarti Anda ingin diikuti. Sebaliknya, ketika Anda secara sadar
memilih menjadi bawahan, maka Anda secara otomatis akan menjadi pengikut. Jadi,
bagaimana? Tentukan pilihan Anda sekarang juga. Karena, jika Anda enggan jadi
pemimpin, orang lain yang akan maju. Jika Anda enggan ke depan, orang lain yang
akan memimpin. Karena itu, segeralah jadi kepala. Jika tidak, Anda akan menjadi
ekor seumur hidup.
Masalahnya,"Menjadi pemimpin itu tidak
mudah," pikir sebagian orang. Atau, "Memimpin diri sendiri saja
susah, apalagi memimpin orang lain?" keluh sebagian orang lainnya.
Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda juga berpikir demikian? Jika tidak, selamat!
Anda layak untuk maju. Jika jawaban Anda ya, sebaiknya Anda bergegas untuk
membenahi diri. Pilihan menjadi bawahan seumur hidup, bukanlah alternatif
terbaik bagi Anda. Lantas, bagaimana menjadi pemimpin yang baik? Ayo, mari kita
saling berbagi. Anda boleh mencoba 10 jurus ampuh menjadi pemimpin. Boleh jadi,
Anda tidak cocok dengan jurus-jurus yang saya tawarkan. Coba saja! Toh, jika
Anda gagal, setidaknya Anda sudah mencoba. Teddy Rosevelt pernah menyatakan,
"Ia yang tidak membuat kekeliruan, tidak akan membuat kemajuan."
So, coba saja! Jangan takut salah. Jangan
takut jadi pemimpin. Tidak perlu sibuk bertanya kiri-kanan, "Apakah saya
punya bakat jadi pemimpin?" Ingat, tidak ada satu pun orang yang terlahir
sebagai pemimpin. Nah, ini dia 10 jurus ampuh menjadi pemimpin.
1. Berani Belajar. Menjadi seorang pemimpin,
berarti memilih secara sadar untuk terus belajar. John Wooden, seorang pelatih
basket ternama, berpesan kepada kita, "Yang penting adalah apa yang Anda
pelajari setelah mengetahui semuanya." Bagaimana jika seseorang telah
meraih posisi puncak di perusahaannya, masihkah harus tetap belajar? Jawabannya
singkat: ya. Boleh jadi, Anda masih perlu belajar tentang bagaimana
meningkatkan pendapatan Anda, atau tentang bagaimana memimpin bawahan yang
gemar menantang atasan. Jadi, meskipun Anda telah mencapai posisi yang
diinginkan, sekalipun Anda telah mendapatkan kedudukan yang didambakan, Anda
harus tetap belajar. Termasuk belajar dari bawahan Anda, atau belajar dari
orang-orang yang Anda pimpin.
2. Belajar berinisiatif. Tanpa inisiatif,
Anda tak akan berkembang. Tak akan ke mana-mana. Tak akan mencapai puncak.
Boleh jadi Anda sudah mapan, sudah nyaman pada posisi yang Anda duduki saat
ini. Tapi, jika Anda terus-terusan berpuas diri, Anda bisa digusur orang lain. Jadi,
teruslah mengasah inisiatif Anda.
3. Belajar disiplin. Telisik diri Anda.
Apakah Anda selalu datang ke kantor tepat waktu? Apakah Anda termasuk tipe
orang yang menghargai waktu? Apakah Anda sering menepati janji? Ya, disiplin
adalah kunci sukses menjadi pemimpin. Ingat, orang pertama yang Anda pimpin
adalah diri sendiri. Jika Anda gagal memimpinnya, bagaimana mungkin Anda
memimpin orang lain?
4. Belajar membangun kompetensi. Orang yang
memiliki kompetensi yang tinggi, akan melangkah lebih jauh. Untuk menjadi
seorang pemimpin, Anda harus memiliki jurus ini: Kompetensi. Jika Anda
membangun, Anda akan mendapatkannya. Untuk memilikinya, Anda harus terus
belajar, terus tumbuh, dan terus memperbaiki diri. Willa A. Fester mencerahkan
kita dengan pesannya, "Kualitas tidaklah pernah merupakan suatu kebetulan.
Kualitas merupakan hasil dari tekad yang bulat, upaya yang tulus, dan kerja
keras."
5. Belajar berkomunikasi. Anda tidak mungkin
mengungkapkan kebutuhan perusahaan, jika Anda tidak bisa mengomunikasikannya.
Anda tidak mungkin menyuruh, jika Anda susah menyuarakannya. Anda tidak mungkin
meminta, jika Anda tidak sanggup menyuarakannya. Demikianlah, Anda butuh
komunikasi. Karena, Anda tidak bisa menjalankan perusahaan yang Anda pimpin,
menggerakkan orang-orang yang Anda pimpin, jika Anda tidak terampil
berkomunikasi.
6. Belajar membangun integritas. Saya yakin,
Anda memiliki integritas diri sebagai karakter, kepribadian, dan gaya hidup
Anda. Kejujuran, keteguhan hati, ketulusan, dan keramah-tamahan adalah
integritas Anda. Karenanya, Anda pantas menjadi pemimpin. Anda layak menjadi
panutan. Karena pemimpin yang baik adalah sekaligus bisa menjadi teladan.
7. Belajar membangun hubungan yang harmoni.
Menjadi pemimpin tidak berarti menguasai. Malah, bisa jadi, berarti melayani.
Menjadi pemimpin tidak selalu memaki-maki. Malah, kalau perlu, memberikan
motivasi dan menyuntikkan semangat. Meminjam istilah Mawell, "Orang tidak
peduli seberapa banyak yang Anda ketahui, hingga mereka tahu seberapa jauh Anda
peduli." Atau, mungkin Anda perlu menyimak fatwa Ma'ruf Mushthofa Zurayq,
"Kita sering dipisahkan oleh batasan, karena kita lebih rajin membangun
dinding, bukan jembatan."
8. Belajar mendengarkan. Suatu ketika, Wodrow
Wilson, mantan Presiden Amerika Serikat, menyatakan bahwa, "Telinga
seorang pemimpin harus mampu menangkap suara orang banyak." Jika Anda
berniat menjadi pemimpin yang baik, maka jadilah pendengar yang baik. Buka
telinga Anda. Simak baik-baik. Jika Anda mendengarkan bisikan-bisikan karyawan
Anda, maka Anda tidak akan mendengarkan teriakan-teriakan mereka.
9. Belajar bertanggung jawab. John C.
Maxwell, pada satu kesempatan menuturkan, "Seorang pemimpin dapat
melupakan apa pun, kecuali tanggung jawab akhir." Ya, seorang pemimpin
adalah penanggung jawab. Ketika anak buahnya melakukan kesalahan, bahkan yang
berakibat fatal, ia tidak akan menumpahkan semua kesalahan kepada karyawannya itu.
Alih-alih mencari kambing hitam, pemimpin yang baik malah sibuk introspeksi:
Mengapa karyawan saya melakukan banyak kesalahan? Pemimpin yang bijak adalah
biasa merangkul. Bukan menyudutkan!
10. Belajar menyelesaikan masalah. Masalah
bukan untuk dihindari, melainkan untuk diselesaikan. Ukuran sukses Anda
ditentukan oleh seberapa hebat Anda menuntaskan persoalan yang menimpa. Takaran
kehebatan Anda memimpin ditentukan oleh seberapa dahsyat Anda menyelesaikan
masalah yang Anda hadapi.
Nah, jika Anda telah menguasai jurus-jurus di
atas, tunggu apalagi? Saatnya Anda beraksi. Anda bisa.
sumber:http://diary-diariku.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar