Jumat, 22 November 2013

Proses komunitas java (Java Community Process JCP)

Java Community Process (JCP) Program Management Office (PMO) sangat tertarik untuk mengumumkan upgrade ke jcp.org baru-baru ini meluncurkan situs web. Setelah web rumah masyarakat benar-benar dirombak dan dirilis pada bulan Juni 2009, bekerja terus di belakang layar untuk menambah, meningkatkan, dan memperbaiki fungsi dan kegunaannya. Anggota PMO berfungsi sebagai tim proyek untuk mendefinisikan dan menyelesaikan pekerjaan.

Program yang JCP komunitas pengguna telah membantu dalam memberikan umpan balik pada situs web. Banyak fitur baru dan perbaikan bug pada awalnya diusulkan atau diidentifikasi oleh pengguna. Beberapa implementasi tersebut akan segera jelas. Sebagai contoh, semua wiki dan papan sekarang mencakup satu cara bagi pengguna untuk memberikan pendapat mereka yang cepat konten dengan menghadiahi setiap item dengan nilai, dengan memilih jumlah bintang tertentu. Selain itu, semua papan diskusi publik dan wiki termasuk RSS tombol untuk memungkinkan pengguna untuk berlangganan pembaruan konten. Karena pengaturan keamanan dan persyaratan browser, RSS feed fitur ini hanya bekerja jika SSL diaktifkan. Misalnya, fitur RSS melakukan kerja dengan Firefox.

Berbagai bug telah diperbaiki dan navigasi juga telah diperbarui untuk mengatur informasi yang tersedia. Ini adalah langkah inkremental lain sepanjang perjalanan untuk meningkatkan jcp.org. Dalam bulan-bulan mendatang, sebagai masyarakat terus menyarankan perubahan dan perangkat tambahan, upaya akan terus memperbaiki situs. Semua umpan menyimpan program dan JCP jcp.org bergerak maju dan ke atas.

Virtual Machine
Virtual machine (VM) adalah suatu environment, biasanya sebuah program atau system operasi, yang tidak ada secara fisik tetapi dijalankan dalam environment lain. Dalam konteks ini, VM disebut “guest” sementara environment yang menjalankannya disebut “host”. Ide dasar dari virtual machine adalah mengabtraksi perangkat keras dari satu komputer (CPU, memori, disk, dst) ke beberapa environment eksekusi, sehingga menciptakan illusi bahwa masing-masing environment menjalankan komputernya [terpisah] sendiri.VM muncul karena adanya keinginan untuk menjalankan banyak sistem operasi pada satu komputer.Teknologi virtual machine memiliki banyak kegunaan seperti memungkinkan konsolidasi perangkat keras, memudahkan recovery sistem, dan menjalankan perangkat lunak terdahulu. Salah satu penerapan penting dari teknologi VM adalah integrasi lintas platform. Beberapa penerapan lainnya yang penting adalah:

• Konsolidasi server.
Jika beberapa server menjalankan aplikasi yang hanya memakan sedikit sumber daya, VM dapat digunakan untuk menggabungkan aplikasi-aplikasi tersebut sehingga berjalan pada satu server saja, walaupun aplikasi tersebut memerlukan sistem operasi yang berbeda-beda.

• Otomasi dan konsolidasi lingkungan pengembangan dan testing.
Setiap VM dapat berperan sebagai lingkungan yang berbeda, ini memudahkan pengembang sehingga tidak perlu menyediakan lingkungan tersebut secara fisik.

• Menjalankan perangkat lunak terdahulu.
Sistem operasi dan perangkat lunak terdahulu dapat dijalankan pada sistem yang lebih baru.

• Memudahkan recovery sistem.
Solusi virtualisasi dapat dipakai untuk rencana recovery sistem yang memerlukan portabilitas dan fleksibilitas antar platform.
• Demonstrasi perangkat lunak.
Dengan teknologi VM, sistem operasi yang bersih dan konfigurasinya dapat disediakan secara cepat.

Kelebihan Virtual Machine (VM)
Teknologi VM memiliki beberapa keunggulan, antara lain:

• Hal keamanan.
VM memiliki perlindungan yang lengkap pada berbagai sistem sumber daya, yaitu dengan meniadakan pembagian sumber daya secara langsung, sehingga tidak ada masalah proteksi dalam VM. Sistem VM adalah kendaraan yang sempurna untuk penelitian dan pengembangan sistem operasi. Dengan VM, jika terdapat suatu perubahan pada satu bagian dari mesin, maka dijamin tidak akan mengubah komponen lainnya.

• Memungkinkan untuk mendefinisikan suatu jaringan dari Virtual Machine (VM).
Tiap-tiap bagian mengirim informasi melalui jaringan komunikasi virtual. Sekali lagi, jaringan dimodelkan setelah komunikasi fisik jaringan diimplementasikan pada perangkat lunak.

Kekurangan Virtual Machine (VM)
Beberapa kesulitan utama dari konsep VM, diantaranya adalah:

• Sistem penyimpanan.
Sebagai contoh kesulitan dalam sistem penyimpanan adalah sebagai berikut: Andaikan kita mempunyai suatu mesin yang memiliki 3 disk drive namun ingin mendukung 7 VM. Keadaan ini jelas tidak memungkinkan bagi kita untuk dapat mengalokasikan setiap disk drive untuk tiap VM, karena perangkat lunak untuk mesin virtual sendiri akan membutuhkan ruang disk secara substansial untuk menyediakan memori virtual dan spooling. Solusinya adalah dengan menyediakan disk virtual atau yang dikenal pula dengan minidisk, dimana ukuran daya penyimpanannya identik dengan ukuran sebenarnya. Dengan demikian, pendekatan VM juga menyediakan sebuah antarmuka yang identik dengan perangkat keras yang mendasari.

• Pengimplementasian sulit.
Meski konsep VM cukup baik, namun VM sulit diimplementasikan.


sumber : http://www.total.or.id/

Kolaborasi Antar muka Otomotif Multimedia

Kolaborasi Antar muka Otomotif Multimedia adalah sebuah kelompok yang dibuat oleh pembuat (maker) untuk menciptakan standar umum yang digunakan untuk mengatur bagaimana cara kerja perangkat elektronik, seperti komputer dan hiburan unit, berkomunikasi dengan kendaraan. Dan memiliki anggota: Fiat, Ford, General Motors, Honda, Mitsubishi, Nissan, PSA Peugeot-Citroen, Renault.

Sedangkan pengertian AMI-C adalah organisasi global yang mewakili mayoritas dunia produksi kendaraan. AMI-C mengembangkan dan standarisasi yang umum multimedia dan telematika otomotif antarmuka untuk kendaraan jaringan komunikasi.

Tujuan dari kolaborasi antar muka otomotif multimedia:

• Menyediakan interface standar untuk memungkinkan pengendara mobil untuk menggunakan berbagai media, komputer dan perangkat komunikasi – dari sistem navigasi dan hands-free telepon selular, melalui manusia maju / mesin sistem antarmuka, termasuk pengenalan suara dan sintesis, untuk dipersembahkan komunikasi jarak dekat ( DSRC) sistem untuk kendaraan untuk infrastruktur komunikasi dan sistem mobil seperti airbag, pintu kunci dan diagnostik input / output

• Meningkatkan pilihan dan mengurangi keusangan sistem elektronik kendaraan

• Memotong biaya keseluruhan informasi kendaraan dan peralatan hiburan dengan meningkatkan ukuran pasar yang efektif dan memperpendek waktu pengembangan – industri otomotif efektif terdiri dari banyak pasar yang kecil karena setiap platform kendaraan sering mengandung berbagai adat-mengembangkan komponen dan platform yang khas hanya sekitar 50.000 unit

• Menawarkan standar terbuka dan spesifikasi untuk informasi interface dalam kendaraan dan antara kendaraan dan dunia luar

“AMIC telah membuat suatu kemajuan yang signifikan dalam satu tahun terakhir ini dalam menyelesaikan struktur organisasi dan mencapai kesepakatan mengenai persyaratan yang diperlukan untuk hardware dan software baik di masa depan mobil dan truk,” Jurubicara AMIC Dave Acton berkata, “Dan sekarang sudah saatnya bagi kita untuk bertemu dengan pemasok dan mereka yang tertarik untuk menjadi pemasok untuk memastikan kami pindah ke tahap berikutnya pembangunan kita bersama-sama. ”


Acton menekankan bahwa AMIC terbuka untuk semua pemasok yang tertarik bisnis elektronik. AMIC dibentuk pada bulan September l998 dan saat ini dipimpin oleh 12 produsen otomotif dan anak perusahaan yang meliputi: BMW, DaimlerChrysler, Ford, Fiat, General Motors, Honda, Mitsubishi, Nissan, PSA / Peugeot-Citroen, Renault, Toyota, dan VW. Seorang juru bicara mengatakan kelompok AMIC berencana untuk mendirikan sebuah kantor di San Francisco di masa depan.

Open Services Gateway Initiative (OSGi)

     The OSGi Alliance (sebelumnya dikenal sebagai Open Services Gateway inisiatif, sekarang nama kuno) adalah terbuka organisasi standar yang didirikan pada Maret 1999. Aliansi dan anggota-anggotanya telah ditentukan yang Java berbasis layanan platform yang dapat dikelola dari jarak jauhInti bagian dari spesifikasi adalah sebuah kerangka kerja yang mendefinisikan suatu manajemen siklus hidup aplikasi model, layanan registry, sebuah lingkungan Eksekusi dan Modul. Berdasarkan kerangka ini, sejumlah besar OSGi layers, API, dan Jasa telah ditetapkan.

OSGi teknologi adalah sistem modul dinamis untuk Java ™
OSGi teknologi menyediakan layanan berorientasi, komponen berbasis lingkungan untuk para pengembang dan menawarkan cara-cara standar untuk mengelola siklus hidup perangkat lunak. Kemampuan ini sangat meningkatkan nilai berbagai komputer dan perangkat yang menggunakan platform Java.

Pengadopsi teknologi OSGi manfaat dari peningkatan waktu ke pasar dan mengurangi biaya pengembangan karena teknologi OSGi menyediakan integrasi pra-dibangun dan pra-komponen subsistem diuji. Teknologi ini juga mengurangi biaya pemeliharaan dan kemajuan aftermarket baru peluang unik karena jaringan dapat dimanfaatkan untuk secara dinamis mengupdate atau memberikan layanan dan aplikasi di lapangan.
Spesifikasi:
OSGi spesifikasi yang dikembangkan oleh para anggota dalam proses terbuka dan tersedia untuk umum secara gratis di bawah Lisensi Spesifikasi OSGi. OSGi Alliance yang memiliki kepatuhan program yang hanya terbuka untuk anggota. Pada Oktober 2009, daftar bersertifikat OSGi implementasi berisi lima entri.

Arsitektur:
Setiap kerangka yang menerapkan standar OSGi menyediakan suatu lingkungan untuk modularisasi aplikasi ke dalam kumpulan yang lebih kecil. Setiap bundel adalah erat-coupled, dynamically loadable kelas koleksi, botol, dan file-file konfigurasi yang secara eksplisit menyatakan dependensi eksternal mereka (jika ada).  Kerangka kerja konseptual yang dibagi dalam bidang-bidang berikut:

Bundles
Bundles adalah normal jar komponen dengan nyata tambahan header

Services
Layanan yang menghubungkan lapisan bundel dalam cara yang dinamis dengan menawarkan menerbitkan-menemukan-model mengikat Jawa lama untuk menikmati objek (POJO).

Services
API untuk jasa manajemen (ServiceRegistration, ServiceTracker dan ServiceReference).

Life-Cycle
API untuk manajemen siklus hidup untuk (instal, start, stop, update, dan uninstall) bundel.

Modules
Lapisan yang mendefinisikan enkapsulasi dan deklarasi dependensi (bagaimana sebuah bungkusan dapat mengimpor dan mengekspor kode).

Security
Layer yang menangani aspek keamanan dengan membatasi fungsionalitas bundel untuk pra-didefinisikan kemampuan.

Execution Environment
Mendefinisikan metode dan kelas apa yang tersedia dalam platform tertentuTidak ada daftar tetap eksekusi lingkungan, karena dapat berubah sebagai Java Community Process menciptakan versi baru dan edisi Jawa. Namun, set berikut saat ini didukung oleh sebagian besar OSGi implementasi:
•    CDC-1.1/Foundation-1.1 CDC-1.1/Foundation-1.1
•    OSGi/Minimum-1.0 OSGi/Minimum-1.0
•    OSGi/Minimum-1.1 OSGi/Minimum-1.1
•    JRE-1.1 JRE-1.1
•    From J2SE-1.2 up to J2SE-1.6 Dari J2SE-1.2 hingga J2SE-1,6
•    CDC-1.0/Foundation-1.0 CDC-1.0/Foundation-1.0

Original Post by Joan Mathilda Picauly
Referensi:
http://en.wikipedia.org/wiki/OSGi

http://www.osgi.org/Main/HomePage

Manajemen Data Telematika

Manajemen Data Telematika adalah pengembangan dan penerapan arsitektur, kebijakan, praktik, dan prosedur yang secara benar menangani siklus hidup lengkap data yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan. Jadi, Manajemen data telematika merupakan prosedur yang menangani siklus hidup lengkap data yang dibutuhkan oleh perusahaan dengan bantuan telematika.

Manajemen Data pada telematika terdiri dari :
1. Manajemen Data Sisi Klien

2. Manajemen Data yang terjadi pada sisi klien dapat kita pahami pada DBMS dibawah ini.
   Merupakan suatu DBMS yang terdapat pada peralatan bergerak (mobile device). mobile DBMSadalah versi khusus dari sebuah departemen atau perusahaan DBMS. Ini dirancang untuk digunakan dengan remote pengguna yang biasanya tidak terhubung ke jaringan. DBMS memungkinkan mobileakses database lokal dan modifikasi pada laptop atau perangkat genggam, seperti PDA atauPocketPC Palm. Selanjutnya, mobile DBMS menyediakan mekanisme untuk sinkronisasi perubahan basis data jauh terpusat, perusahaan atau departemen server database. [1]
Manajemen Data Sisi Server
Manajemen Data yang terjadi pada sisi server dapat kita pahami pada versi DBMS dibawah ini.
MODBMS (Memindahkan Obyek DBMS) adalah sebuah DBMS yang menyimpan dan mengelola informasi lokasi serta dinamis lainnya informasi tentang obyek bergerak. MODBMS memungkinkan seseorang untuk mewakili benda-benda bergerak dalam database dan untuk menanyakan pertanyaan tentang gerakan tersebut. Daerah MODBMS merupakan bidang yang belum dijelajahi relatif terhadap RDBMS atau DBMS Spasial di mana beberapa karya yang telah dilakukan dalam standarisasi dan komersialisasi. Ada beberapa penelitian prototipe untuk MODBMS seperti DOMINO tetapi hanya sedikit produk MODBMS komersial. Memindahkan objek dapat diklasifikasikan ke dalam bergerak poin dan bergerak daerah. Memindahkan objek hanya relevan tergantung waktu posisi dalam ruang. Mereka bisa mobil, truk, pesawat terbang, kapal atau ponsel pengguna. Pindah daerah objek bergerak dengan rupa seperti badai, hutan file, tumpahan minyak, wabah penyakit, dan sebagainya. Pindah daerah berubah posisi dan geometri objek dengan waktu sambil bergerak poin hanya berubah posisi benda.

3. Manajemen Database Sistem Perangkat Bergerak
  Sebuah sistem manajemen basisdata relasional atau dalam bahasa Inggrisnya dikenal sebagai relational database management system (RDBMS) adalah sebuah program komputer (atau secara lebih tipikal adalah seperangkat program komputer) yang didisain untuk mengatur/memanajemen sebuah basisdata sebagai sekumpulan data yang disimpan secara terstruktur, dan melakukan operasi-operasi atas data atas permintaan penggunanya. Contoh penggunaan DBMS ada banyak sekali dan dalam berbagai bidang kerja, misalnya akuntansi, manajemen sumber daya manusia, dan lain sebagainya. Meskipun pada awalnya DBMS hanya dimiliki oleh perusahaan-perusahaan berskala besar yang memiliki perangkat komputer yang sesuai dengan spesifikasi standar yang dibutuhkan (pada saat itu standar yang diminta dapat dikatakan sangat tinggi) untuk mendukung jumlah data yang besar, saat ini implementasinya sudah sangat banyak dan adaptatif dengan kebutuhan spesifikasi data yang rasional sehinggal dapat dimiliki dan diimplementasikan oleh segala kalangan sebagai bagian dari investasi perusahaan. Keluhan yang muncul dan dikenal secara umum terhadap keberadaan RDBMS adalah kenyataan bahwa implementasi yang ada saat ini dipandang sebagai terlalu “statis”. Spekulasipun bermunculan terhadap kemungkinan untuk membuat sebuah sistem basisdata generasi baru yang menggunakan model “relasional secara dinamis” dengan kolom yang bisa dibuat secara dinamis, ukuran yang berkembang secara dinamis, didefinisikan secara dinamis. Setiap baris dapat diimplementasikan sebagai map (kamus ataupun larik asosiatif) dan kolom-kolom yang tidak dikenal secara sederhana disajikan sebagai field kosong. Beberapa kalangan menganggap hal ini menyalahi model relasioal murni, namun kalangan lain menyanggah bahwa sebuah penggunaan map hanyalah sebagai detil implementasi saja. Sehingga dalam pandangan ini, sebuah “kolom yang tidak ditemukan/tidak ada” secara sederhana hanyalah dipandang sebagai perihal interpretasi dan dianggap sebagai pilihan cara penyajian saja.

Pesatnya perkembangan bagi komunikasi bergerak mendorong para operator layanan berlomba untuk memperkaya macam layanannya guna menambah pemasukan bagi perusahaanya. Komunikasi data bergerak, misalnya untuk akses internet. Pengenalan WAP (Wireless Application Protocol) telah menunjukkan potensi sebagai layanan internet nirkabel/ WAP merupakan protocol global terbuka yang memungkinkan para pengguna mengakses layanan-layanan on-line dari layar kecil pada telepon genggam dengan menggunakan built-in browser. WAP bekerja pada berbagai teknologi jaringan bergerak, yang memungkinkan pasar missal bagi penciptaan layanan data bergerak.

Sumber  : http://kawai-tiramisu.blogspot.com

               http://wennyween.blogspot.com

Jumat, 15 November 2013

Middleware Telematika

     Dalam dunia teknologi informasi, terminologi middleware adalah istilah umum dalam pemrograman komputer yang digunakan untuk menyatukan, sebagai penghubung, ataupun untuk meningkatkan fungsi dari dua buah progaram/aplikasi yang telah ada. Perangkat lunak middleware adalah perangkat lunak yang terletak diantara program aplikasi dan pelayanan-pelayanan yang ada di sistim operasi. Adapun fungsi dari middleware adalah Menyediakan lingkungan pemrograman aplikasi sederhana yang menyembunyikan penggunaan secara detail pelayanan-pelayanan yang ada pada sistem operasi. Menyediakan lingkungan pemrograman aplikasi yang umum yang mencakup berbagai komputer dan sistim operasi. Mengisi kekurangan yang terdapat antara sistem operasi dengan aplikasi, seperti dalam hal: networking, security, database, user interface, dan system administration.

Tujuan Umum Middleware Telematika :
Middleware adalah S/W penghubung yang berisi sekumpulan layanan yang memungkinkan beberapa proses dapat berjalan pada satu atau lebih mesin untuk saling berinteraksi pada suatu jaringan. Middleware sangat dibutuhkan untuk bermigrasi dari aplikasi mainframe ke aplikasi client/server dan juga untuk menyediakan komunikasi antar platform yang berbeda.

Middleware yang paling banyak dipublikasikan :
Open Software Foundation’s Distributed Computing Environment (DCE),
Object Management Group’s Common Object Request Broker Architecture (CORBA)
Microsoft’s COM/DCOM (Component Object Model).

Lingkungan Komputasi Dari Middleware Telematika
            Suatu lingkungan di mana sistem komputer digunakan. Lingkungan komputasi dapat dikelompokkan menjadi empat jenis yaitu :
1.         Komputasi tradisional,
2.         Komputasi berbasis jaringan,
3.         Komputasi embedded,
4.         Komputasi grid.
            Pada awalnya komputasi tradisional hanya meliputi penggunaan komputer meja (desktop) untuk pemakaian pribadi di kantor atau di rumah. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi maka komputasi tradisional sekarang sudah meliputi penggunaan teknologi jaringan yang diterapkan mulai dari desktop hingga sistem genggam. Perubahan yang begitu drastis ini membuat batas antara komputasi tradisional dan komputasi berbasis jaringan sudah tidak jelas lagi.
            Lingkungan komputasi itu sendiri bisa diklasifikasikan berdasarkan cara data dan instruksi programnya dihubungkan yang terdiri atas empat kategori berikut ini :
1.         Single instruction stream-single data stream (SISD) : Satu prosesor dan biasa juga disebut komputer sekuensial
2.         Single instruction stream-multiple data stream (SIMD) : Setiap prosesor memiliki memori lokal dan duplikasi program yang sama sehingga masing-masing prosesor akan mengeksekusi instruksi/program yang sama
3.         Multiple instruction stream-single data stream (MISD) : Data yang ada di common memory akan dimanipulasi secara bersamaan oleh semua prosesor
4.         Multiple instruction stream-multiple data stream (MIMD) : Setiap prosesor memiliki kontrol unit, memori lokal serta memori bersama (shared memory) yang mendukung proses paralelisasi dari sisi data dan instruksi.

Kebutuhan Middleware
Middleware adalah software yang dirancang untuk mendukung pengembangan sistem tersebar dengan memungkinkan aplikasi yang sebelumnya terisolasi untuk saling berhubungan. Dengan bantuan middleware, data yang sama dapat digunakan oleh customer service, akuntansi, pengembangan, dan manajemen sesuai kebutuhan. Middleware dapat juga berfungsi sebagai penerjemah informasi sehingga setiap aplikasi mendapatkan format data yang dapat mereka proses.

Middleware tersedia untuk berbagai platform, dengan berbagai jenis. Jenis middleware yang umum dikembangkan saat ini dapat dikelompokkan dalam lima kategori besar, salah satunya adalah homegrown, yang dikembangkan khusus untuk kebutuhan internal organisasi, model RPC/ORB (Remote Procedure Call/Object Request Broker), Pub/Sub (Publication/Subscription), Message Queuing, dan TP (Transaction Processing) Monitor.

Di Linux, banyak perusahaan besar seperti IBM, BEA, dan Schlumberger yang sedang dan sudah mengerjakan berbagai sistem middleware. Salah satu produk middleware IBM untuk
platform Linux adalah BlueDrekar™. BlueDrekar™ adalah middleware berbasis spesifikasi Bluetooth™ untuk koneksi peralatan wireless di lingkungan rumah dan kantor. Produk middleware ini menyediakan protocol stack dan berbagai API (Application Programming Interfaces) yang dibutuhkan aplikasi berbasis jaringan. Diharapkan adanya BlueDrekar™ di Linux ini akan mempercepat pertumbuhan aplikasi dan peralatan berbasis Bluetooth™.
Contoh lain, BEA Tuxedo™ dari BEA System, sebuah middleware transaction processing monitor yang juga mendukung model ORB, tersedia untuk berbagai platform, termasuk RedHat Linux. BEA Tuxedo memungkinkan kombinasi pengembangan aplikasi dengan model CORBA dan ATMI (Application-to-Transaction Monitor Interface). Sebuah aplikasi yang dibuat untuk Tuxedo dapat berjalan pada platform apapun yang ditunjang oleh BEA tanpa perlu modifikasi
dalam kode aplikasinya.

Dalam bidang kartu magnetis (smart cards), Schlumberger adalah salah satu pengembang dan produsen CAC (Common Access Card) dan middleware CAC-nya. Produk middleware ini yang diberi nama CACTUS (Common Access Card Trusted User Suite), dapat berjalan di atas Linux. memberi kemampuan koneksi pada level aplikasi ke kartu magnetis dan fungsi-fungsi kriptografis.

ShaoLin Aptus adalah sebuah middleware untuk Linux, yang mengubah jaringan PC menjadi sebuah arsitektur jaringan komputer yang bersifat 'fit client'. Produk yang memenangkan 'IT Excellence Awards 2002' di Hong Kong ini, mengembangkan konsep ' t h i n c l i e nt' dengan memperbolehkan komputasi berbasis client. Shaolin Aptus membuat banyak klien dapat menggunakan sistem operasi dan aplikasi yang tersimpan di server melalui LAN secara transparan.

Saat ini, hampir seluruh aplikasi terdistribusi dibangun dengan menggunakan middleware. Masih menurut IDC, perkembangan segmen middleware terbesar akan terjadi dalam alat yang membantu sistem manajemen bisnis. Hal ini terjadi untuk memenuhi permintaan akan integrasi
aplikasi yang lebih baik. Linux, didukung oleh bermacam produk middleware, memberikan pilihan sistem operasi dan middleware yang stabil, dengan harga yang bersaing.

Contoh-contoh Middleware
1.      Java’s : Remote Procedure Call
Remote Procedure Calls (RPC) memungkinkan suatu bagian logika aplikasi untuk didistribusikan pada jaringan. Contoh :
·         SUN RPC, diawali dengan network file system (SUN NFS).
·         DCE RPC, sebagai dasar Microsoft’s COM.
Object Request Brokers (ORBs) memungkinkan objek untuk didistribusikan dan dishare pada jaringan yang heterogen. Pengembangan dari model prosedural RPC, –Sistem objek terdistribusi, seperti CORBA, DCOM, EJB, dan .NET memungkinkan proses untuk dijalankan pada sembarang jaringan.

2.      Object Management Group’s : Common, dan Object Request Broker Architecture (COBRA)
3.      Microsoft’s COM/DCOM (Companent Object Model), serta
4.      Also .NET Remoting.


Manajemen Data Telematika

Apa yang pengertian dari ”Manajemen data Telematika”. Merupakan pengembangan dan penerapan arsitektur, kebijakan, praktik, dan prosedur yang secara benar menangani siklus hidup lengkap data yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan. Jadi, Manajemen data telematika merupakan prosedur yang menangani siklus hidup lengkap data yang dibutuhkan oleh perusahaan dengan bantuan telematika.

Didalam manajemen data telematika ini, di bagi-bagi menjadi 3,kategori yaitu :

1.         Manajemen data sisi klien
2.         Manajemen data sisi server
3.         Manajemen data base sistem perangkat bergerak

1. Manajemen Data Sisi Klien
Manajemen Data yang terjadi pada sisi klien dapat kita pahami pada DBMS dibawah ini.

Mobile DBMS (Embedded/Ultra tiny/Java Database)
Merupakan suatu DBMS yang terdapat pada peralatan bergerak (mobile device). mobile DBMS adalah versi khusus dari sebuah departemen atau perusahaan DBMS. Ini dirancang untuk digunakan dengan remote pengguna yang biasanya tidak terhubung ke jaringan. DBMS memungkinkan mobile akses database lokal dan modifikasi pada laptop atau perangkat genggam, seperti PDA atau PocketPC Palm. Selanjutnya, mobile DBMS menyediakan mekanisme untuk sinkronisasi perubahan basis data jauh terpusat, perusahaan atau departemen server database.

2. Manajemen Data Sisi Server
Manajemen Data yang terjadi pada sisi server dapat kita pahami pada versi DBMS dibawah ini.

MODBMS (Moving Object DBMS)
MODBMS (Memindahkan Obyek DBMS) adalah sebuah DBMS yang menyimpan dan mengelola informasi lokasi serta dinamis lainnya informasi tentang obyek bergerak. MODBMS memungkinkan seseorang untuk mewakili benda-benda bergerak dalam database dan untuk menanyakan pertanyaan tentang gerakan tersebut. Daerah MODBMS merupakan bidang yang belum dijelajahi relatif terhadap RDBMS atau DBMS Spasial di mana beberapa karya yang telah dilakukan dalam standarisasi dan komersialisasi. Ada beberapa penelitian prototipe untuk MODBMS seperti DOMINO tetapi hanya sedikit produk MODBMS komersial. Memindahkan objek dapat diklasifikasikan ke dalam bergerak poin dan bergerak daerah. Memindahkan objek hanya relevan tergantung waktu posisi dalam ruang. Mereka bisa mobil, truk, pesawat terbang, kapal atau ponsel pengguna. Pindah daerah objek bergerak dengan rupa seperti badai, hutan file, tumpahan minyak, wabah penyakit, dan sebagainya. Pindah daerah berubah posisi dan geometri objek dengan waktu sambil bergerak poin hanya berubah posisi benda.

3.           Manajemen Database sistem perangkat bergerak
Pesatnya perkembangan bagi komunikasi bergerak mendorong para operator layanan berlomba untuk memperkaya macam layanannya guna menambah pemasukan bagi perusahaanya. Komunikasi data bergerak, misalnya untuk akses internet. Pengenalan WAP (Wireless Application Protocol) telah menunjukkan potensi sebagai layanan internet nirkabel/ WAP merupakan protocol global terbuka yang memungkinkan para pengguna mengakses layanan-layanan on-line dari layar kecil pada telepon genggam dengan menggunakan built-in browser. WAP bekerja pada berbagai teknologi jaringan bergerak, yang memungkinkan pasar missal bagi penciptaan layanan data bergerak. Karakteristik manajemen database sistem perangkat bergerak :
a.       Memungkinkan untuk menginstal di dalam embedded devices
b.      Replika Data dan sinkronisasi ke Database perusahaan tradisional
Contoh dari layanan bergerak adalah GPRS. GPRS merupakan system transmisi berbasis paket untuk GSM yang menggunakan prinsip ‘tunnelling’. GPRS tidak menawarkan laju data tinggi yang memadai untuk multimedia nayata, tetapi GPRS merupakan kunci untuk menghilangkan beberapa batas pokok bagi layanan-layanan data bergerak.

Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan bahwa GPRS merupakan teknologi kunci untuk data bergerak :
ü  Memperkaya utility investasi untuk perangkat GSM yang sudah ada.
ü  Merupakan teknologi jembatan yang bagus menuju generasi ke 3.
ü  Mampu memanfaatkan kemampuan cakupan global yang dimiliki GSM.
ü  Menghilangkan atau mengurangi beberapa pembatas bagi akses data bergerak.
ü  Memiliki laju data sampai 115 kbps yang berarti dua kali lipat daripada koneksi ‘dial up’ 56 kbps yang berlaku.
ü  Menampakan diri sebagai komunikasi yang ‘selalu’ terhubung sehingga memiliki
ü  Waktu sesi hubungan yang pendek dan akses langsung ke internet.

http://imammulya21.wordpress.com/2009/12/04/middleware-telematika/
http://vhinta.blogspot.com/2012/10/middleware-telematika.html
http://titi-nyunyun.blogspot.com/2012/11/middleware-telematika-manajemen-data.html

Senin, 11 November 2013

(TUGAS) Teknologi yang terkait antar muka Telematika

UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI



TUGAS PENGANTAR TELEMATIKA

COMPUTER VISION SYNDROME PADA PEGAWAI PENGGUNA KOMPUTER DI
PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK MAKASSAR

Di Susun Oleh :


DEDE ANGGRIAWAN
MARIYANTO
RAMZI WAHID








ABSTRAKSI


Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penggunaan komputer terhadap timbulnya gejala komputer vision syndrome dalam hal astenopia, visus dan gangguan permukaan okuler pada Pegawai Pengguna Komputer di PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) Makassar. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional terhadap 150 subjek dilakukan di BNI Makassar selama periode Agustus-Oktober 2012. Pengambilan data berupa pengisian kuisioner McMonnies untuk mengetahui adanya astenopia, pemeriksaan visus menggunakan Log MAR, pemeriksaan kondisi permukaan dengan tes Schirmer dan tes BUT yang dilakukan sebelum dan sesudah bekerja menggunakan komputer. Lama penggunaan komputer dibedakan atas 1, 2 dan 3 jam. Hasil penelitian menunjukkan terjadi perubahan yang bermakna (p=0,000) terhadap keluhan astenopia, visus, hasil tes Schirmer dan BUT sesudah penggunaan komputer. Rerata keluhan astenopia sesudah menggunakan komputer meningkat menjadi 3,27 (+1,24) dibandingkan dengan sebelum menggunakan komputer 0,99 (+0,81), Rerata tajam penglihatan sebelum menggunakan komputer 0,87 (+0.18) menurun menjadi 0,82 (+0,19) sesudah menggunakan komputer. Rerata tes Schirmer sebelum menggunakan komputer 22,04 (+8,95) menjadi lebih singkat sesudah menggunakan komputer 18,11 (+8,90). Rerata tes BUT sebelum menggunakan komputer 9,39 (+ 2,77) menjadi lebih singkat sesudah menggunakan komputer 7,38 (+1,99). Lama penggunaan komputer memiliki hubungan bermakna dengan astenopia (p=0,001), penurunan tajam penglihatan (p=0,000) dan tes BUT (p=0,011) namun tidak memiliki hubungan bermakna dengan tes Schirmer (p=0,102). Makin lama penggunaan komputer maka makin berat gejala CVS yang terjadi. Disimpulkan bahwa secara keseluruhan gejala astenopia menjadi lebih berat, visus mengalami penurunan dan gangguan permukaan okuler menjadi lebih berat setelah bekerja menggunakan komputer. Makin lama penggunaan komputer maka makin berat gejala CVS yang terjadi
Kata kunci : Computer Vision Syndrome, astenopia, dry eye






PENDAHULUAN

Sebuah komputer saat ini ibarat sebuah pena dan kertas dalam kehidupan sehari-hari (Talwar dkk, 2009). Kemudahan yang diberikan oleh komputer membuat masyarakat menjadikan komputer sebagai kebutuhan pokok terutama di perkatoran. Hal ini disebabkan karena keberadaan komputer memberikan dampak positif berupa peningkatan kualitas, produktifitas dan efisiensi dalam pekerjaan. Hingga tahun 2000 diperkirakan sekitar 75% pekerjaan kantor memerlukan komputer (Blehm dkk, 2005). Pada tahun 2006 diperkirakan terdapat sekitar 28 juta penduduk yang menggunakan komputer, baik di perkantoran maupun di rumah (Uchino M.dkk, 2008). Pada tahun 1990 penggunaan internet dengan komputer pribadi di rumah mulai meningkat dan hal ini makin meningkatkan pula jumlah pengguna komputer di dunia. Setidaknya dari 15% pengguna internet dan komputer pribadi di rumah pada tahun 1990 meningkat menjadi 50% di tahun 2005 (Blehm dkk, 2005). American Optometrist Association (AOA) mendefinisikan Computer vision Syndrome (CVS) sebagai sekelompok gangguan okuler yang dikeluhkan oleh seseorang yang menggunakan komputer dalam waktu yang cukup lama. Berat-ringannya keluhan yang dilaporkan sebanding dengan banyaknya waktu yang digunakan di depan komputer. Seseorang yang menggunakan komputer lebih dari dua jam setiap harinya akan lebih mudah untuk menderita CVS (Affandi E, 2005; Bhanderi J, 2008) Mata sebenarnya tidak terlalu tepat untuk menatap layar monitor karena mata tidak dapat terlalu lama berusaha untuk memfokuskan pada titik-titik kecil atau pixel yang membentuk bayangan pada layar monitor (Pandey,2006). Seorang pengguna komputer harus terus-menerus berusaha memfokuskan matanya untuk menjaga ketajaman gambar yang dilihatnya pada layar monitor. Proses tersebut mengakibatkan timbulnya stress yang berulang-ulang pada otot mata. Hal tersebut semakin diperberat dengan berkurangnya frekuensi berkedip sehingga mata menjadi kering dan terasa perih. Akibatnya kemampuan mata untuk memfokuskan diri menjadi berkurang dan penglihatan akan menjadi kabur (Affandi E, 2005; Bhanderi J, 2008) Beberapa peneliti telah melaporkan hasil penelitiannya yang hubungan penggunaan komputer dengan CVS, diantaranya adalah Amalia H dkk yang melaporkan bahwa prevalensi astenopia pada mahasiswa ilmu komputer cukup tinggi dan penyebab terbanyak adalah gangguan refraksi dan pengetahuan mahasiswa terhadap ergonomi penggunaan komputer yang baik menjadi faktor resikonya. (Husnun A dkk,2007) Suharyanto dan Sutarsih dalam penelitiannya menyebutkan terjadinya pemanjangan WPM pada operator telekomunikasi sesudah bekerja selama 2 jam, demikian juga dengan Basri yang menyatakan adanya pemanjangan WPM pada operator radar sesudah bekerja (Suharyanto F, Safari E, 2010). Dalam penelitian ini ingin diketahui kejadian computer vision syndrome pada pegawai PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk di Makassar dengan melakukan anamnesis keluhan subjektif dan pengisian kuisioner Mcmonnies untuk mengetahui keluhan astenopia, pengukuran visus serta melakukan pemeriksaan tes Schirmer dan BUT untuk mengetahui kondisi permukaan okuler dalam hal ini adalah Lapisan Air Mata sebelum dan sesudah bekerja menggunakan komputer.




METODE PENELITIAN


Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional yang dilakukan pada 150 orang pegawai BNI di Makassar selama periode Agustus - Oktober 2012 dengan metode pengambilan data purposive sampling. Kriteria inklusi adalah usia minimal 20 tahun,telah bekerja menggunakan komputer minimal 1 tahun dan bersedia untuk mengikuti prosedur penelitian. Dikeluarkan dalam penelitian apabila menderita kelainan permukaan okuler, glaukoma dan infeksi, menggunakan alat kontrasepsi hormonal, mempunyai riwayat operasi mata sebelumnya, merokok selama bekerja menggunakan komputer, menggunakan obat-obatan yang mempengaruhi sekresi air mata, seperti anti histamin, anti depresan, selective serotonin reuptake inhibitor, ansiolitik, anti psikotik, diuretik, penyekat beta, kemoterapi sistemik, dan anti kolinergik dalam 3 bulan terakhir, tidak kooperatif selama prosedur pemeriksaan. Dalam penelitian ini ingin diketahui kejadian computer vision syndrome pada pegawai PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk di Makassar dengan melakukan anamnesis keluhan subjektif dan pengisian kuisioner Mcmonnies untuk mengetahui keluhan astenopia, pengukuran visus serta melakukan pemeriksaan tes Schirmer dan BUT untuk mengetahui kondisi permukaan okuler dalam hal ini adalah lapisan air mata sebelum dan sesudah bekerja menggunakan komputer. Kuisioner berisi pertanyaan mengenai data sosiodemografik, lama bekerja menggunakan komputer selama 1 minggu, pengetahuan mengetahui CVS dan posisi ergoophthalmic, keluhan subjektif dan frekuensi keluhan tersebut. Pada kuisioner McMonnies terdapat 12 pertanyaan dengan nilai jawaban berkisar 0-6. Nilai total dari 12 pertanyaan pada setiap subjek dikategorikan normal jika < 10, marginal dry eye jika bernilai 10-20 dan pathological dry eye jika >20. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan mata meliputi pemeriksaan tajam penglihatan, pemeriksaan segmen anterior dengan menggunakan slit lamp portabel dan pemeriksaan lapisan air mata dengan tes Schirmer dan tes BUT. Astenopia adalah keluhan subjektif penglihatan akibat kelelahan organ-organ penglihatan yang disertai nyeri pada mata, nyeri kepala, penglihatan kabur dll dan diukur dengan menggunakan kuisioner dari Mcmonies. Tes Schirmer adalah suatu pemeriksaan untuk menilai kuantitas LAM (penilaian fungsi sekresi kelenjar lakrimal utama) dengan menggunakan kertas Whatmann nomor 41 selama 5 menit dan melihat jumlah pembasahan diukur dalam mm. Hasil penilaian normal bila pembasahan sepanjang >10 mm; Suspek dry eye bila pembasahan 6-10 mm; dan Dry eye bila pembasahan <6 mm. Pemeriksaan Tear Break-UpTime adalah suatu pemeriksaan untuk menilai stabilitas LAM dengan menghitung waktu antara kedipan sempurna hingga timbulnya dry spot pertama pada kornea. Hasil penilaian normal bila . 10 detik dan Dry eye bila < 10 detik. Pengambilan data dilakukan dua kali yakni sebelum dan sesudah bekerja menggunakan komputer.




HASIL PENELITIAN


Data yang diperoleh dianalisa melalui komputer dengan menggunakan program Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 17. Tabel 1 memperlihatkan karakteristik subyek penelitian. Subyek yang diperoleh berusia 21.46 tahun dengan rerata 30,25 +6,49 tahun. Dari 150 subjek didapatkan 79 orang (52,7 % ) berjenis kelamin laki-laki dan 71 orang (47,3 % ) berjenis kelamin perempuan. Sebagian besar subjek tidak memiliki pengetahuan mengenai Computer Vision Syndrome dan posisi ergoophthalmic saat menggunakan komputer. Subjek yang memiliki pengetahuan tersebut hanya 7 orang (4,7%). Pada subjek laki-laki diperoleh persentase perokok sebesar 43 orang (54,4%) sedangkan pada subjek perempuan diperoleh persentase pengguna kosmetik mata sebesar 61 orang (87%). Dari 150 subjek terdapat 25 orang (16,7%) yang menggunakan kacamata saat bekerja menggunakan komputer. Sebagian besar subjek penelitian menggunakan layar monitor jenis LCD yaitu sebanyak 122 orang (81,2 %) dan jenis CRT sebanyak 28 orang (18,8%). Intensitas penggunaan komputer pada subjek yang diperoleh dalam 1 minggu berkisar 10 . 50 jam dengan rerata 35,87 + 10,88 jam. Diperoleh data sebanyak 55 orang (36,7%) yang menggunakan komputer selama 1 jam, 47 orang (31,3%) selama 2 jam dan 3 jam sebanyak 48 orang (32,0%) Penelitian ini didapatkan astenopia terjadi pada 28,6% subjek sebelum bekerja menggunakan komputer dan meningkat menjadi 90,6% subjek sesudah menggunakan komputer. Hal ini terlihat pada tabel 2 yang menunjukkan peningkatan jumlah keluhan subjektif yang signifikan sesudah penggunaan komputer dibandingkan sebelum penggunaan (p=0,000), yaitu terjadi peningkatan dari rata-rata satu keluhan menjadi rata-rata 3 keluhan. Pada table tersebut juga terlihat adanya peningkatan nilai hasil tes Mcmonnies yang signifikan sesudah penggunaan komputer dibandingkan sebelum penggunaan (p=0,000) dimana nilai rerata kuisioner Mcmonnies sebelum menggunakan komputer adalah 9,29 + 3,82 dan sesudah menggunakan komputer menjadi 11,57 + 4,16. Berdasarkan hasil interpretasi kuisioner McMonnies terjadi perubahan derajat dry eye dimana sebelum menggunakan komputer adalah normal dan sesudah menggunakan komputer menjadi marginal dry eye. Tabel 2 juga menunjukkan penurunan visus sesudah menggunakan komputer. Visus sebelum menggunakan komputer memiliki rerata sebesar 0,87 + 0,18 sedangkan nilai rerata visus sesudah menggunakan komputer adalah 0,82 + 0,19. Nilai tersebut juga mengalami penurunan yang signifikan dan bermakna secara statistik (p=0,000). Penurunan hasil tes Schirmer yang signifikan sesudah penggunaan komputer dibandingkan sebelum penggunaan (p=0,000) juga diperlihatkan dalam tabel 2. Penurunan tes Schirmer sesudah penggunaan komputer terjadi pada\ 113 subyek (75,3%) sedangkan 37 subjek (24,7 %) tidak mengalami perubahan nilai tes Schirmer sesudah penggunaan komputer.Demikian halnya dengan hasil tes BUT yang juga terjadi penurunan yang signifikan sesudah penggunaan komputer dibandingkan sebelum penggunaan (p=0,000). Tes BUT sebelum menggunakan komputer memiliki rerata 9,39 + 2,77 detik dan sesudah menggunakan komputer memiliki rerata 7,38 + 1,99 detik. Penurunan hasil Tes BUT terjadi pada 107 subjek (71,3%) menunjukkan hubungan yang bermakna antara lama penggunaan computer dengan keluhan subjektif (p=0,001), dimana persentase keluhan meningkat sesuai dengan peningkatan lama penggunaan komputer. memperlihatkan hubungan yang bermakna antara lama penggunaan computer dengan penurunan visus (p=0,000), dimana persentase subjek yang visusnya menurun jumlahnya mengalami peningkatan sesuai dengan peningkatan lama penggunaan komputer. Sebanyak 81 subjek (54,0%) mengalami penurunan visus sesudah menggunakan komputer dengan 38 subjek diantaranya (79,2%) telah menggunakan komputer selama 3 jam. Sedangkan subjek yang tidak mengalami perubahan visus adalah sebesar 69 orang (46,0%) dengan 36 subjek (65,5%) diantaranya menggunakan komputer selama 1 jam. Tabel 5 memperlihatkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara lama penggunaan komputer dengan hasil tes Schirmer (p=0,102) meskipun terlihat adanya kecenderungan persentase subyek dengan hasil tes yang menurun mengalami peningkatan jumlah sesuai dengan peningkatan lama penggunaan komputer. Namun dalam table tersebut\ ditunjukkan hubungan yang bermakna antara lama penggunaan komputer dengan hasil tes BUT (p=0,011) dimana persentase hasil tes BUT yang menurun ditemukan lebih tinggi pada lama penggunaan komputer 2 dan 3 jam.




PEMBAHASAN


Penelitian ini menunjukkan bahwa astenopia terjadi pada 28,6% subjek sebelum bekerja menggunakan komputer dan menjadi 90,6% subjek setelah bekerja menggunakan komputer. Hal ini ditandai dengan adanya peningkatan jumlah keluhan subjektif sesudah bekerja menggunakan komputer yang bermakna (p=0,000). Penelitian ini juga memperlihatkan bahwa terjadi penurunan visus yang bermakna secara statistik sesudah bekerja menggunakan computer (p=0,000). Pada penelitian ini juga dilakukan pemeriksaan kuantitas dan kualitas LAM untuk mengetahui derajat dry eye. Hasilnya menunjukkan bahwa terjadi penurunan tes Schirmer pada 113 orang (75,3%). Nilai rerata hasil pemeriksaan tes Schirmer pada subjek penelitian ini sebelum bekerja menggunakan komputer adalah 22,04 mm +8,95 menjadi 18,11 + 8,90. Nilai tersebut mengalami penurunan yang signifikan (p=0,000) meskipun secara interpretasi hasil tes Schirmer nilai rerata sebelum dan sesudah menggunakan komputer masih dalam batas normal. Hal ini mungkin disebabkan karena produksi akuos dari kelenjar lakrimal memang berfluktuatifsecara kuantitatif. Selain itu berdasarkan klasifikasi DEWS, dry eye yang terjadi pada saat menggunakan komputer maupun aktifitas dekat lainnya adalah dry eye evaporatif akibat berkurangnya frekuensi berkedip (Dogru M dkk, 2007). Penelitian ini juga memperlihatkan adanya penurunan nilai kuisioner McMonnies yang bermakna (p=0,000). Nilai rerata McMonnies pada subjek penelitian ini adalah 9,29 + 3.82 dan nilai rerata sesudah bekerja menggunakan komputer adalah 11,57 + 4,16. Data penelitian ini juga menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara lama penggunaan komputer dengan keluhan subjektif, visus dan hasil tes BUT. Namun dari data penelitian yang diperoleh tidak didapatkan hubungan yang bermakna antara lama penggunaan komputer dengan hasil tes Schirmer meskipun terlihat kecenderungan peningkatan jumlah subjek yang mengalami penurunan hasil tes Schirmer. Hasil pada penelitian ini sejalan dengan beberapa penelitian sebelumnya. Diantaranya yang dilakukan oleh Dinesh J.Bhanderi dkk(2008) yang melaporkan bahwa astenopia terjadi pada 46,3% subjek penelitiannya (Bhanderi dkk,2008). Mocci dkk dan Sanchez Roman dkk juga menemukan hal yang sama dalam penelitiannya (Mocci F dkk, 2001; Sanchez- Roman,1996). Mocci dkk melaporkan prevalensi astenopia sebanyak 31,9 % pada 385 pegawai bank yang menjadi subjek penelitiannya sedangkan Sanchez-Roman melaporkan prevalensi astenopia sebesar 68,5% terjadi pada subjek penelitiannya. Bergqvist dkk, Bhanderi dkk dan Nakaishi dkk juga melaporkan hasil penelitiannya bahwa subjek dengan gangguan refraksi (termasuk yang sudah terkoreksi) akan lebih mudah untuk menderita astenopia.(Bhanderi dkk, 2008; Bergqvist, 1994; Nakaishi H, 1999) Astenopia pada pekerja yang menggunakan computer atau VDT dapat dinilai dari adanya keluhan subjektif berupa penglihatan buram, rasa nyeri pada mata, rasa berat pada mata dan penglihatan ganda. Keluhan lain adalah rasa kering pada mata, sering berkedip, sakit kepala, iritasi mata, dan lain-lain (Suharyanto F dkk, 2010). Dumery dkk melaporkan bahwa terjadi sedikit penurunan visus pada subjek penelitiannya (Dumery B, 2010) Serupa dengan hal tersebut penelitian ini menunjukkan pengukuran visus awal sebelum menggunakan komputer didapatkan rerata visus adalah 0,87 + 0,18 dan visus sesudah menggunakan komputer adalah 0,82 + 0,19. Hal serupa juga terjadi pada hasil pengukuran tes BUT, dimana rerata nilai BUT sebelum menggunakan komputer adalah 9,39 + 2,77 menjadi 7,38 + 1,99 sesudah menggunakan komputer. Penurunan nilai BUT terjadi pada 107 orang (71,3%) subjek. Nilai rerata BUT tersebut juga mengalami penurunan yang signifikan meskipun sebenarnya nilai rerata BUT sebelum maupun sesudah secara interpretasi BUT berada dibawah nilai normal. Hal ini mungkin disebabkan karena subjek pada penelitian ini telah intensif bekerja menggunakan komputer selama minimal 1 tahun dengan rata-rata penggunaan komputer penggunaan komputer sebanyak 35,87 + 10,78 jam dalam seminggu. Hal ini menunjukkan bahwa pada subjek penelitian telah terjadi gangguan pada kondisi stabilitas LAM sebelum bekerja yang mungkin disebabkan karena berkurangnya refleks berkedip saat bekerja menggunakan komputer yang telah berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Penelitian ini 9 juga menunjukkan adanya perubahan hasil tes Schirmer dan BUT yang berhubungan dengan lama penggunaan komputer. Terdapat dua aspek yang menentukan stabilitas LAM, yaitu: (1) komposisi LAM, yang terdiri atas lapisan lipid, akuos, dan musin; dan (2) hidrodinamik LAM, yang meliputi mekanisme menutup dan membukanya palpebra yang berhubungan dengan evaporasi dan penyebaran LAM pada saat berkedip (Syawal SR, 2005). Salah satu cara untuk mengetahui kondisi permukaan okuler adalah dengan menilai LAM dari segi kuantitas dan kualitas. Untuk menilai kuantitas LAM adalah dengan Tes Schirmer. Sedangkan untuk menilai stabilitas LAM dapat digunakan dengan penilaian Break-Up Time. Pada penderita dengan struktur LAM yang tidak stabil maka waktu break-up akan menjadi lebih singkat (Patel S., 2003). Dry eye pada pengguna komputer disebabkan oleh menurunnya frekuensi berkedip dan sebagai konsekuensinya akan terjadi peningkatan dari evaporasi lapisan airmata. Penelitian ini juga menggunakan kuisioner Mcmonnies untuk mengetahui ada tidaknya dry eye pada subjek penelitian Beberapa penelitian telah melaporkan lama penggunaan komputer yang lebih lama memiliki hubungan yang signifikan dengan tingginya prevalensi dry eye baik pada subjek lakilaki maupun perempuan. Diantaranya dilaporkan oleh Hanne dkk (1994) yang menemukan astenopia yang lebih berat pada pekerja yang menggunakan komputer lebih dari 6 jam sehari dibandingkan dengan pekerja yang menggunakan komputer kurang dari 6 jam sehari (Hanne W dkk, 1994). Kanitkar dkk (2005) juga melaporkan hasil penelitiannya yang menyatakan bahwa lama penggunaan komputer berhubungan langsung dengan keluhan subjektif pada mata, dimana lama penggunaan komputer yang lebih panjang akan menyebabkan keluhan subjektif dirasakan lebih lama bahkan sesudah selesai bekerja (Kanitkar K dkk, 2005) Hal serupa juga dilaporkan oleh Bergqvist dkk (1994), Sanchez-Roman dkk (1996) juga Shima dkk (1993). Hal berbeda dilaporkan oleh penelitian yang dilakukan oleh Mocci dkk juga Bhanderi dkk yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara astenopia dengan lama penggunaan komputer dalam sehari maupun dalam seminggu. Penelitian yang dilakukan oleh Dumery dkk merekam frekuensi berkedip pada subjek penelitiannya sebelum dan sesudah menggunakan komputer dan melaporkan bahwa terjadi penurunan frekuensi berkedip hingga 50% dan penggunaan computer menginduksi terjadinya astenopia pada semua subjek (Dumery B, 2010). Lama penggunaan komputer pada subjek penelitian ini dibedakan atas 1 jam, 2 jam dan 3 jam. Hal ini dimaksudkan 10 untuk menilai hubungan antara lama penggunaan komputer dengan kejadian computer vision syndrome. Pada penelitan ini diperoleh 55 orang ( 36,7% ) menggunakan komputer selama 1 jam, 47 orang (31,3%) menggunakan komputer selama 2 jam dan 48 orang (32%) yang menggunakan komputer selama 3 jam. Penelitian ini juga memperlihatkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara lama penggunaan komputer dengan penurunan visus (p=0,000). Keterbatasan penelitian ini adalah subjek penelitian yang terbatas pada pengguna komputer yang bekerja di BNI serta tidak dilakukan analisis terhadap posisi ergoophthalmic serta riwayat bekerja intensif menggunakan komputer dimana faktor tersebut mungkin mempunyai peranan dalam kejadian computer vision syndrome pada pengguna komputer.




KESIMPULAN DAN SARAN

Kami menyimpulkan bahwa astenopia menjadi lebih berat yang ditunjukkan dengan semakin banyaknya keluhan subjektif sesudah bekerja menggunakan komputer yang bermakna secara statistik, terdapat penurunan visus yang bermakna sesudah bekerja menggunakan komputer, gangguan pada kondisi permukaan okuler menjadi lebih berat dimana hasil tes Schirmer menjadi lebih pendek dan hasil tes BUT menjadi lebih singkat sesudah bekerja menggunakan komputer, terjadi peningkatan derajat dry eye berdasarkan hasil kuisioner McMonnies yang bermakna sesudah bekerja menggunakan komputer , dan terdapat hubungan yang signifikan antara lama penggunaan komputer dengan Computer Vision Syndrome dalam hal keluhan (astenopia), derajat dry eye berdasarkan hasil kuisioner McMonnies, visus dan tes BUT namun tidak terdapat hubungan yang signifikan antara lama penggunaan komputer dengan hasil tes Schirmer meskipun terlihat ada kecenderungan peningkatan jumlah subjek yang mengalami pemendekan hasil tes Schirmer. Namun perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada subjek penelitian yang sama untuk melihat apakah perubahan yang terjadi bersifat sementara atau menetap.


  

DAFTAR PUSTAKA

Affandi E,(2005), Sindrom Penglihatan Komputer, Majalah Kedokteran Indonesia, Maret 55 3); 297-300
Amalia H,Suardana G, Artini W, (2007), Etiologi dan Faktor Risiko Astenopia pada Mahasiswa
Ilmu Komputer, Ophthalmologica Indonesiana, Vol 34, No. I, Jan - April 1.
Bergqvist UO, (1994), Knave BG. Eye Discomfort and work with visual display terminals. Scand
J Work Environ Health, 20:27-33
Bhanderi J, Choudary S, Doshi V, (2008), A Community-based stuy of asthenopia in computer
operators, Indian J of Ophthalamology, Januari.Februari: 56 (1); 51-5
Blehm C, Vishnu S, Khattak A, et al, (2005), Computer Vision Syndrome: A Review, Survey of
ophthalmology, June, 50 (3); 253-62
Dogru M ,Lemp M, Baudoin C . (2007), Definition and Classification of Dry Eye in Dry Eye
Workshop (DEWS ) Committee. Report of the International Dry Eye Workshop
(DEWS). Ocul Surf.;5:65-204
Dumery B, (2010), Eyestrain, Blink Rate and Dry Eye Syndromes of Video Display Terminal
Users available www.hcmiu.edu./BMM 2010/papers/p7.09.pdf
Hanne W, Brewitt H, Augenklinik rechts DI, Munchen TU, (1994), Changes in visual function
caused by work at a data display terminal. Ophthalmologe, 91:107-12
Kanitkar K, Carlson AN, Richard Y, (2005),Ocular problems associated with computer use: The
ever-increasing hours spent in front of video display terminals have led to a
corresponding increase in visual and physical ills, Review of Ophthalmology ENewsletter,
12:04
Mocci F, Serra A, Corrias GA, (2001), Phychological factors and visual fatigue in working with
video display terminals, Occup Environ Med., 58:267-71
Nakaishi H,Yamada Y, (1999), Abnormal tear dynamics and symptoms of eyestrain in of visual
display terminal, Occup Environ Med, 56:6-9
Pandey S, Swamy B, (2006), Computer Vision Syndrome, Dry Eye and Ocular Surface
Disorders, Jaypee Brothers Medical Pub, 303-311
Patel S, Blades KJ. (2003), Stability of the Tear Film. The Dry Eye - A practical Approach.
Edinburgh: Butterworth-Heinemann; 27-36
Sanchez -Roman FR, Perez Lucio C, Juarez-Ruiz C, Velez-ZamoraNM, Jimenez-Villaruel M,
(1996), Risk factors for asthenopia among computer terminal operators, Salud Publica
Mex, 38:186-96
Shima M, Nitta Y, Iwasaki A, Adachi M, (1993), Investigation of subjective symptoms among
visual display terminal users and their affecting factors-analysis using log-linear models.
Nippon Eiseigaku Zasshi, 47:1032-40
Suharyanto F, Safari E, (2010), Asthenopia pada pekerja wanita di Call Centre-X, Bul. Penelit.
Kesehat, Vol. 38, No.3, 119 . 130
Syawal SR. (2005), Suatu Cakrawala Baru Mengenai Patogenesis dari Penanganan Sindrom
gDry Eyeh. Jurnal Medika Nusantara Suplement. 26: 84-7.
Talwar R, Kapoor R, Puri K et al, (2009), A Study of Visual and Musculoskeletal Health
Disorders among Komputer Professionals inNCR Delhi, Indian J Community Med,
October 34(4): 326-8
Uchino M, Schaumberg D, Dogru M et al, (2008), Prevalence of Dry Eye Disease among

Japanese Visual Display Terminal Users, Ophthalmology, November 115(11); 1982-8

Teknologi Yang Terkait Antarmuka Telematika

Dalam pembahasan tentang teknologi yang terkait antarmuka telematika terdapat 6 fitur yang terkait dalam antarmuka telematika. Sebelum kita membahas tentang teknologi yang terkait dengan antarmuka telematika, ada baiknya terlebih dahulu memahami apa yang dimaksud dengan antarmuka (interface). Pengertian antarmuka ( interface) adalah salah satu layanan yang disediakan sistem operasi sebagai sarana interaksi antara pengguna dengan sistem operasi. Antarmuka (interface) adalah komponen sistem operasi yang bersentuhan langsung dengan pengguna.

Terdapat dua jenis antarmuka , yaitu Command Line Interface(CLI) dan Graphical User Interface(GUI). Command line interface adalah tipe antarmuka dimana pengguna berinteraksi dengan sistem operasi melalui text-terminal. Pengguna menjalankan perintah dan program di sistem operasi tersebut dengan cara mengetikkan baris-baris tertentu. Sedangkan Graphical User Interface adalah tipe antarmuka yang digunakan oleh pengguna untuk berinteraksi dengan sistem operasi melalui gambar-gambar grafik, ikon, menu, dan menggunakan perangkat penunjuk ( pointing device) seperti mouse atau track ball. Elemen-elemen utama dari GUI bisa diringkas dalam konsep WIMP ( window, icon, menu, pointing device).

Fitur-fitur yang terkait dengan antarmuka telematika ada 6 macam, berikut adalah penjelasannya:

1. Head Up Display System (HUD)
Head Up Display (HUD) merupakan sebuah tampilan transparan yang menampilkan data tanpa mengharuskan penggunanya untuk melihat ke arah yang lain dari sudut pandang biasanya. Asal nama dari alat ini yaitu pengguna dapat melihat informasi dengan kepala yang terangkat (head up) dan melihat ke arah depan daripada melihat ke arah bawah bagian instrumen. Awalnya HUD dibuat untuk kepentingan penerbangan militer, tetapi sekarang HUD telah digunakan pada penerbangan sipil, kendaraang bermotor dan aplikasi-aplikasi lainnya.

2. Tangible User Interface
Tangible User Interface, yang disingkat TUI, adalah antarmuka dimana seseorang dapat berinteraksi dengan informasi digital melalui lingkungan fisik. Nama inisial Graspable User Interface, sudah tidak lagi digunakan. Salah satu perintis TUI ialah Hiroshi Ishii, seorang profesor di Laboratorium Media MIT yang memimpin Tangible Media Group. Pandangan istimewanya untuk tangible UI disebut tangible bits, yaitu memberikan bentuk fisik kepada informasi digital sehingga membuat bit dapat dimanipulasi dan diamati secara langsung.

3. Computer Vision
Computer Vision merupakan ilmu pengetahuan dan teknologi dari mesin yang dapat melihat. Dalam aturan pengetahuan, komputer visi berhubungan dengan teori yang digunakan untuk membangun sistem kecerdasan buatan (Artificial Intelegence) yang membutuhkan informasi dari citra (gambar). Data citranya dapat dalam berbagai bentuk, misalnya urutan video, pandangan deri beberapa kamera, data multi dimensi yang di dapat dari hasil pemindaian medis.

4. Browsing Audio Data
Browsing Audio Data Browsing Audio Data merupakan metode browsing jaringan yang digunakan untuk browsing video / audio data yang ditangkap oleh sebuah IP kamera.Jaringan video / audio metode browsing mencakupi langkah-langkah sebagai berikut ; Menjalankan sebuah program aplikasi komputer lokal untuk mendapatkan kode identifikasi yang disimpan dalam kamera IP. Transmisi untuk mendaftarkan kode identifikasi ke DDNS ( Dynamic Domain Name Server) oleh program aplikasi. Mendapatkan kamera IP pribadi alamat dan alamat server pribadi sehingga pasangan IP kamera dan kontrol kamera IP melalui kamera IP pribadi alamat dan alamat server pribadi compile ke layanan server melalui alamat server pribadi sehingga untuk mendapatkan video / audio data yang ditangkap oleh kamera IP, dimana server layanan menangkap video / audio data melalui Internet.

5. Speech Recognition
Dikenal juga dengan pengenal suara otomatis (automatic speech recognition) atau pengenal suara komputer (computer speech recognition). Merupakan salah satu fitur antarmuka telematika yang merubah suara menjadi tulisan. Istilah ‘voice recognition’ terkadang digunakan untuk menunjuk ke speech recognition dimana sistem pengenal dilatih untuk menjadi pembicara istimewa, seperti pada kasus perangkat lunak untuk komputer pribadi, oleh karena itu disana terdapat aspek dari pengenal pembicara, dimana digunakan untuk mengenali siapa orang yang berbicara, untuk mengenali lebih baik apa yang orang itu bicarakan. Speech recognition merupakan istilah masukan yang berarti dapat mengartikan pembicaraan siapa saja.

6. Speech Synthesis

Speech synthesis merupakan hasil kecerdasan buatan dari pembicaraan manusia. Komputer yang digunakan untuk tujuan ini disebut speech syhthesizer dan dapat diterapkan pada perangkat lunak dan perangkat keras. Sebuah sistem text to speech (TTS) merubah bahasa normal menjadi pembicaraan.

Jumat, 08 November 2013

(TUGAS) Fitur Pada Antar Muka Telematika

UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI




TUGAS PENGANTAR TELEMATIKA

PEMBUATAN MODEL SMS GATEWAY UNTUK PENYEBARAN DAN PENGOLAHAN REQUEST INFORMASI CIVITAS AKADEMIKA POLITEKNIK TELKOM




Di Susun Oleh :


DEDE ANGGRIAWAN
MARIYANTO
RAMZI WAHID






ABSTRAKSI



Didalam era informasi sekarang, penyampaian informasi kampus tidak selalu harus berupa spanduk ataupun brosur yang ditempatkan di tempat strategis di sekitar kampus. Sms merupakan suatu media yang di era sekarang sudah menjadi kebutuhan primer bagi mahasiswa. Melalui kultur inilah, penulis ingin memanfaatkan media tersebut sebagai sarana tambahan untuk menyebarkan informasi kepada mahasiswa.Pemberitahuan informasi berupa akademik atau non akademik bisa di sebarkan melalui sms gateway yang bisa di akses oleh setiap unit. Penelitian ini akan memfokuskan model pembuatan sms gateway Politeknik Telkom baik untuk sms broadcast ataupun request. Hasil perancangan dari penelitian ini bisa di manfaatkan untuk diimplementasikan lebih lanjut.

Kata kunci: informasi, sms gateway, mahasiswa, filterisasi




Pendahuluan


Teknologi informasi yang sudah berkembang memberikan trend penyebaran informasi bukan hanya memakai media spanduk maupun brosur, tetapi melalui media sms. Hal ini dikarenakan telepon genggam sudah merupakan kebutuhan primer dan selalu melekat kemanapun pemiliknya pergi. Sehingga dengan dasar ini, penulis mencoba mengimplementasikan aplikasi sms gateway sebagai sarana penyebaran informasi ke mahasiswa dengan tujuan utama adalah tersampaikannya informasi informasi dari kampus langsung kepada mahasiswa.

Informasi informasi yang bisa di sebarkan ke mahasiswa pun bisa beragam. Ragam informasi yang disebarkan bisa dikategorikan berdasarkan unit pengirimnya , kategori informasi yang di kirimkan maupun filter penerimanya.

Setiap unit mungkin membutuhkan penyebaran informasi tidak untuk seluruh mahasiwa, tetapi hanya yang mempunyai criteria tertentu, misalkan unit kemahasiwaan akan memanggil mahasiswa angkatan 2007 yang aktif saja untuk di seleksi guna mendapatkan beasiswa. SMS Gateway bisa menjadi solusi atas masalah tersebut jika di gabungkan dengan database kampus.

Perancangan antar muka dan desain format data pada sms request merupakan langkah pertama sebelum diimplementasikan diPoliteknik Telkom.




Landasan Teori


2.1    SMS Gateway

SMS Gateway di artikan sebagai adalah suatu platform yang menyediakan mekanisme untuk EUA menghantar dan menerima SMS dari peralatan mobile (HP, PDA phone, dll) melalui SMS Gateway’s shortcode [1].

Pada prinsipnya, SMS Gateway adalah sebuah perangkat lunak yang menggunakan bantuan komputer dan memanfaatkan teknologi seluler yang diintegrasikan guna mendistribusikan pesan-pesan yang di-generate lewat sistem informasi melalui media SMS yang di-handle oleh jaringan seluler [2].

Fitur-fitur standar SMS Gateway, yaitu komunikasi SMS interaktif dua arah, SMS info on demand, SMS service settings, SMS Automatic Registration, polling SMS, pengiriman SMS Broadcast, pengiriman SMS ke Call Group, pengiriman SMS terjadwal, personalisasi SMS, antarmuka aplikasi berbasis web, buku alamat dan call group, manajemen pengguna, sistem security access, serta sistem parameter. [2]

SMS Gateway ini memanfaatkan modem untuk server pengiriman sms. SMS memanfaatkan jaringan operator seluler untuk pengiriman sms, service gammu sebagai software sms gateway, dan database mysql yang di integrasikan dengan database kampus.


2.2. Gammu
Gammu adalah suatu modul/servis yang bertugas untuk mengirim dan menerima sms. Gammu menyediakan interface pengiriman ataupun penerimaan sms dari operator seluler ke DBMS seperti mysql.

Dengan terintegrasinya sms incoming ataupun outgoing ke database server kampus, memdudahkan pengambilan informasi dan pemasukan data dari database server lewat sms. Dengan memasukkan pesan dan nomor tujuan kedalam tabel outbox, maka otomatis gammu akan mengirimkan sms berisi pesan ke nomor tujuan sesuai dengan di tabel.

Kemudahan yang lain adalah mengolah sms incoming dari operator. Pengolahan sms ini dengan cara membuat suatu trigger yang ditempelkan di tabel inbox. Misalkan untuk mengolah data request nilai dengan format seperti ini IPK 30198739. Maka trigger yang dibuat di tabel inbox bisa dilihat seperti berikut

CREATE TRIGGER af_insert_gammu
AFTER INSERT ON inbox
FOR EACH ROW BEGIN
 DECLARE smsmasuk varchar(200);
 DECLARE format,teks,vnim,no_pengirim varchar(200);

 set smsz= trim(new.TextDecoded);
 set no_pengirim=new.SenderNumber;

 select substring_index(smsz,' ',1) into format;

 if(upper(format) = 'IPK') THEN
   select substring_index(smsz,' ',-1) into vnim;
              
   SELECT CONCAT('IPK u/ NIM  ',vnim,' =',ipk,' dgn jml sks = ',jml_sks) INTO teks FROM hasil_ip_mahasiswa                             
   WHERE nim = vnim;

 else

   SET teks := 'Format tidak di ketahui';

 END IF;

INSERT INTO outbox(DestinationNumber, TextDecoded) VALUES (no_pengirim, teks);

END ;
  
Dari source di atas, terlihat bahwa pengolahan data request untuk sms, cukup hanya dengan mengolah data yang masuk ke tabel inbox dari database gammu.






PEMBAHASAN


Rencana Kebutuhan Sistem dan Perkiraan Trafik Terpadat

Perencaan kebutuhan sistem diawali dengan terlebih dahulu membagi menjadi 2 kebutuhan sms, yaitu kebutuhan sms untuk informasi request, dan kebutuhan sms untuk informasi broadcast.

Kebutuhan umum sistem untuk sms broadast adalah seperti berikut :
·      Sistem dapat menyebarkan informasi kepada seluruh mahasiswa yang dapat di pilih Angkatan, Program Studi, maupun statusnya (apakah aktif, do, cuti dsb).
·      Sistem dapat menyebarkan informasi baik dengan isi pesan yang berbeda / unik untuk setiap civitas akademika ataupun dengan isi pesan yang sama. 
·      Sistem mempunyai antar muka yang mudah digunakan oleh user yang awam.
·      Sistem terintegrasi dengan sistem informasi akademik yang sudah ada sebelumnya.

Sedangkan kebutuhan umum sistem untuk sms request adalah seperti berikut :
·      Sistem dapat menjawab kebutuhan request informasi akademik dari civitas akademika.
·      Sistem mempunyai kemampuan untuk mengauthentikasi sms dari civitas akademika. Sehingga informasi hanya dapat di akses oleh civitas akademika yang berhak.
·      Sistem terintegrasi dengan adanya event / pemicu dari database akademik Politeknik Telkom.

Diperkirakan trafik terpadat dari sms mahasiswa terjadi pada masa masa pergantian semester. Hal ini dikarenakan adanya proses her registrasi (dimana setiap transaksi pembayaran mahasiswa yang berhasil akan memicu sms gateway untuk membroadcast sms konfirmasi pembayaran yang sudah diterima oleh institusi kepada mahasiswa yang bersangkutan, begitu juga dengan proses perwalian yang menggunakan proses broadcast sms untuk membrodcast baik kepada mahasiswa ataupun wali).  Proses ini secara pasti akan membutuhkan pengiriman sms minimal sebanyak rata rata jumlah mahasiswa aktif per semester di politeknik Telkom, yaitu sekitar 2664 mahasiswa. Selain pengiriman konfirmasi mahasiswa tersebut, sebanyak 70%nya akan memicu pengiriman sms ke wali bahwa perwaliannya sudah siap untuk di acc oleh wali. Sedangkan 30%nya tidak perlu di acc wali dikarenakan semester 1 dan 2 masih paket dan tidak boleh mengambil matakuliah diatasnya. Dari 70% mahasiswa tersebut 50%nya melakukan prs, sehingga akan memicu pengiriman sms broadcast lagi baik terhadap wali ataupun terhadap mahasiswa [3].

Selain proses her registrasi diatas, dimungkinkan untuk mengirim sms broadcast secara massal ketika ada event , semisal adanya pelatihan, adanya pelaksanaan ujian remidi, karir job, dsb. Sehingga dapat di pastikan frekuensi pengiriman sms gateway ini akan sangat dibutuhkan oleh setiap unit untuk membroadcast informasi yang perlu di sampaikan kepada seluruh civitas akademika dengan mudah, murah dan cepat.



Pemodelan Antarmuka dan Sistem SMS Broadcast dan SMS Request

Untuk memenuhi kebutuhan sistem SMS Broadcast maupun Request yang akan dibangun, maka terlebih dahulu dirancang sebuah pemodelan data/informasi yang bisa diperoleh dari basis data akademik mahasiswa Politeknik Telkom.

Pemodelan Data untuk sms broadcast ataupun request dapat di lihat di di gambar 2 di bawah. Di pemodelan tersebut dapat dilihat bahwa data/ informasi yang bisa didapatkan terkait proses akademik mahasiswa adalah absensi, status her registrasi (meliputi status pembayaran dan status perwalian), nilai (meliputi nilai aktif di semester berjalan, nilai akhir pada akhir semester, ipk dan ips mahasiswa).

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFVdBalzSMrqLSHBG6Br2g0RqlgL0Gj0DU6Gc9BQKWnVMbYaRGVYdcliCmcLBImRKU_5IR80BgBjLYEzI28C2nNSI2veNjw5FeDHZw5zXGdv8zcYs80yP8Fj4xdhNBXLHJB86b9PYV3Ocs/s1600/w.jpg

Gambar 2. Bagan Model Data Dari Mahasiswa

Dari model diatas, dapat di rancang sebuah antar muka untuk sms broadcast ke mahasiswa sebagai berikut
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhogiDNyYET6eSInM4wvrWgvMGxHz_vXRVXxt0F_ziDx7dSrf1Llzkz9rEK4bQG1LB681mcygVOnf8h_P0UKzUtP2vLlFjghPMSFZAlxgP1ULnJ81Mp2TsPJ6was0zlY8lOERMsmjwvq3oI/s1600/e.jpg

Gambar 3. Perancangan Antar muka SMS Broadcast
Model antar muka diatas dapat dijelaskan sebagai berikut, Checkbox angkatan digunakan untuk memfilter angkatan yang mau di broadcast sms. Filter yang sama berlaku untuk program studi dan status mahasiswa.

Selain menggunakan fitur pengiriman sms broadcast diatas, pengiriman sms broadcastdiintegrasikan dengan menu approval keuangan, menu perwalian. Ketika mahasiswa sudah diproses keuangannya, maka sistem akan mengirim sms broadcast kepada mahasiswa yang sudah diproses oleh bagian keuangan secara otomatis. Begitu juga ketika perwalian, jika mahasiswa sudah melakukan input matakuliah dan mengklik siap acc wali, maka secara otomatis sistem akan mengirim sms broadcast kepada wali yang bersangkutan, begitu juga ketika wali sudah meng-acc matakuliah yang telah diinputkan, maka sistem akan membroadcast sms secara otomatis kepada mahasiswa yang bersangkutan, menginformasikan bahwa proses perwalian sudah selesai.

Sisipan didalam antar muka diatas dimaksudkan untuk menyisipkan sesuatu ke dalam pesan yang diambil dari basis data. Misalkan jika diingikan pesan yang dikirim seperti ini “NIM 30109102 a.n JONI SUHENDRO, anda diharapkan untuk mencetak dan mengumpulkan transkip nilai paling lambat hari Jumat Tgl 18”, maka pengguna tingall klik dibagian check boxsisipan dan klik masukkan, atau memasukkan karakter #nim dan #nama di pesan diatas sehingga pesan yang di masukkan menjadi seperti berikut “NIM #nim a.n #nama, anda diharapkan untuk mencetak dan mengumpulkan transkip nilai paling lambat hari Jumat Tgl 18”. Lalu pilih filter dan klik Kirim.   
Untuk SMS request, yang pertama kita perlukan adala menentukan format request dan format jawabannya, yang dapat dilihat sebagai berikut
·         Absensi
Format dan Jawaban SMS:
·    ABSEN                :
“Kehadiran u/ nim 3019102 BC 162 30%, IS 143 80%, BC 012 80%, ..”
·    ABSEN PASS :
#“Absensi Seluruh Kuliah u/ nim 3019102 2010-2011 Genap >= 80%”

#“Absensi kurang 80% u/ nim 3019102 2010-2011 Genap : BC 162 30%, IS 143 20%”
·         Her Reg
·    STATUS BAYAR :
#“Pembayaran 2010/2011 Genap u/ NIM 30109102 a.n JONI SUHENDRO sudah diproses bag Keuangan Politeknik Telkom”

#”Pembayaran 2010/2011 Genap u/ NIM 30109102 a.n JONI SUHENDRO belum diproses bag Keuangan Politeknik Telkom”

·    STATUS WALI     :
#“Status Perwalian 2010/2011 Genap adlh Belum Approve Wali”

#“Status Perwalian 2010/2011 Genap adlh Sudah Approve Wali”

·         Nilai
·    NILAI SEMENTARA :
“Nilai indeks u/nim 3019102 2010/2011 Genap : BC 162 D,BC 172 A, ..”

·    NILAI UAS    :
#“Nilai uas u/ nim 30109102 2010/2011 Genap : BC 162 80, CE 173 75,…”

#“Nilai uas u/ nim 30109102 2010/2011 Genap Belum Keluar”

·    NILAI REMIDI :
#“Nilai remidi u/nim 3019102 2010/2011 Genap : BC 162 D, BC 172 D,..”

#“Nilai remidi u/nim 3019102 2010/2011 Genap : Belum keluar”

·    STATUS NILAI :
#”Status indeks u/nim 3019102 2010/2011 Genap : BC 162 2,BC 172 1, ..”
(0 = Belum approve dosen, belum approve prodi)
(1 = Sudah approve dosen, belum approve prodi)
(2 = Sudah approve dosen dan prodi)

·    IPK    :
“ IPK u/ nim 30109102 adalah 3.82”

·    IPS    :
“ IPS u/ nim 30109102 adalah : sem1 3.82, sem2 : 4.0, sem3: 3.5,…”

Proses authentikasi diperlukan oleh sms request, mengingat data yang diakses adalah pribadi. Sehingga model authentikasi yang dibuat adalah authentikasi melalui nomor pengirim sms, nomor yang terauthentikasi adalah nomor dari mahasiswa atau orang tua dari mahasiwa yang bersangkutan dan sudah terdaftar didatabase server Politeknik Telkom. Hal ini tentu saja mempunyai batasan bahwa nomor yang terdaftar sudah dipastikan valid terlebih dahulu.



  
Kesimpulan dan Saran


SMS Gateway didesain terlebih dahulu dengan membuat model data yang akan di gunakan untuk proses sms brodacst dan sms request. Model data yang diperkirakan penting adalah absensi, her registrasi dan nilai. Fitur sms broadcast ada yang diintegrasikan dengan proses di aplikasi akademik yaitu her registrasi, dan ada juga yang berdiri sendiri dengan rancangan antar muka yang sudah didefinisikan. Untuk sms request, atuthentikasi yang digunakan adalah nomor mahasiswa dan orang tua yang sudah terdaftar di basis data server Politeknik Telkom. Hal ini menjadi keuntungan tersendiri yaitu format request sms jadi lebih singkat, tidak perlu mencantumkan nim dan password pada sms request yang akan di kirimkan. 






Daftar Pustaka

[1]   Alamsjah, Firdaus; Ramadani, Dax; Using Six Sigma to Improve Business. 

[2]  Fikri, Azkal. Aplikasi short message service (sms) gateway untuk layanan informasi
        Registrasi administrasi mahasiswa. Program Studi Ilmu Komputer, Universitas Pendidikan Indonesia.

[3]   Data Sisfo Politeknik Telkom.

[4]   MySQL Reference Manual.

[5] openjurnal.politekniktelkom.ac.id


[6] http://hightech- generation.blogspot.com/2012/11/kumpulan-jurnal-skripsi-teknik.html